Mengubah mimpi menjadi kenyataan

Sabtu, 06 Mei 2017

KEADILAN

NAMA                                    : RATIH TRISNA WATI
NPM                                       : 26316099
KELAS                                   : 1TB03
TUGAS MATA KULIAH     : ILMU BUDAYA DASAR (IBD)
DOSEN                                  : RIZQI INTAN SARI NUGRAHENI
JURUSAN                              : ARSITEKTUR

Manusia dan  Keadilan
1.        Biografi Aristoteles
Aristoteles lahir di Stagira, kota di wilayah Chalcidice, Thracia, Yunani (dahulunya termasuk wilayah Makedonia tengah) tahun 384 SM. Ayahnya adalah tabib pribadi Raja Amyntas dari Makedonia. Pada usia 17 tahun, Aristoteles menjadi murid Plato. Belakangan ia meningkat menjadi guru di Akademi Plato di Athena selama 20 tahun. Aristoteles meninggalkan akademi tersebut setelah Plato meninggal, dan  menjadi guru bagi Alexander dari Makedonia.
Saat Alexander berkuasa pada tahun 336 SM, ia kembali ke Athena. Dengan dukungan dan bantuan dari Alexander, ia kemudian mendirikan akademinya sendiri yang diberi nama Lyceum, yang dipimpinnya sampai tahun 323 SM. Perubahan politik seiring jatuhnya Alexander menjadikan dirinya harus kembali kabur dari Athena guna menghindari nasib naas sebagaimana dulu dialami Socrates. Aristoteles meninggal tak lama setelah pengungsian tersebut. Aristoteles sangat menekankan empirisme untuk menekankan pengetahuan.
Aliran
Aliran Peripatetic merupakan aliran yang pertama muncul di dunia filsafat. Hal ini sangat menarik untuk di kaji mengingat dalam Aliran-aliran ini terdapat berbagai masalah yang perlu di kritisi. Awal mula dikenalnya istilah filsafat peripatetik, adalah setelah meninggalnya salah satu tokoh besar filsafat yunani kuno, yaitu Aristoteles atau dengan kata lain orang-orang biasa menyebutnya dengan pasca Aristoteles. Yang dimana setelah meninggalnya Aristoteles yang meneruskan ajaran-ajarannya adalah para muridnya, kemudian dinamakan kelompok peripatetik. Istilah peirpatetik ini merujuk pada kebiasaan Aristoteles dalam mengajarkan filsafatnya kepada murid-muridnya. Dalam bahasa arab peripatetik disebut dengan istilah masya’i atau masya’iyin, yang berarti ia yang berjalan memutar atau berkeliling. Adapun yang mengatakan bahwa istilah peripatetik dalam nuansa sejarahnya lebih menunjukan kepada pengertian tempat Aristoteles mengajar, bukan kepada kebiasaan Aristoteles mengajar sambil berjalan-jalan.
Keadilan Menurut Aristoteles
Keadilan adalah tindakan yang terletak diantara memberikan terlalu banyak dan sedikit yang dapat diartikan memberikan sesuatu kepada setiap orang sesuai dengan apa yang menjadi haknya.
2.        Biografi Plato


Plato merupakan salah satu filsuf yang terlahir di Atena pada tahun427 SM, dan meninggal pada tahun 347 SM di Atena pula pada usia 80 tahun. Ia berasal dari keluarga aritokrasi yang turun temurun memegang politik penting dalam politik Atena. Ia bercita-cita menjadi orang Negara, tapi perkembangan politik dimasanya tidak memberi kesempatan padanya untuk mengikuti jan hidup yang diinginkannya itu.
Namanya bermula Aristokles, Plato merupakan nama pemberian gurunya. Ia memperoleh nama itu karena bahunya yang lebar sepadan dengan badannya yang tinggi dan tegap raut mukanya, potongan tubuhnya serta parasnya yang elok. Pelajaran yang diperolehnya dimasa kecil, selain pelajaran umum adalah menggambar dan melukis disambung dengan belajar musik dan puisi. Sebalum dia dewasa dia sudah pandai membuat karangan yang bersajak. Dimasa itu Plato mendapat didikan dari guru-guru filosofi, pelajaran filosofi mula-mula diperolehnya dari Kratylos. Kratylos dahulunya adalah murid Herakleitos yang mengajarkan “semuanya berlalu” seperti air. Sejak umur 20 tahun Plato mengikuti pelajaran Sokrates dan pelajaran itulah yang memberikan kepuasan baginya.
Aliran
Plato adalah seorang pemikir idealis abstrak yang mengakui kekuatan-kekuatan diluar kemampuan manusia sehingga pemikiran irasional masuk dalam filsafatnya. Demikian pula halnya dengan masalah keadilan, Plato berpendapat bahwa keadilan adalah diluar kemampuan manusia biasa. Sumber ketidakadilan adalah adanya perubahan dalam masyarakat. Masyarakat memiliki elemen-elemen prinsipal yang harus dipertahankan, yaitu:
  1. Pemilahan kelas-kelas yang tegas; misalnya kelas penguasa yang diisi oleh para penggembala dan anjing penjaga harus dipisahkan secara tegas dengan domba manusia.
  2. Identifikasi takdir negara dengan takdir kelas penguasanya; perhatian khusus terhadap kelas ini dan persatuannya; dan kepatuhan pada persatuannya, aturan-aturan yang rigid bagi pemeliharaan dan pendidikan kelas ini, dan pengawasan yang ketat serta kolektivisasi kepentingan-kepentingan anggotanya.
Keadilan Menurut Plato

Menurut Plato menyatakan bahwa keadilan ialah diluar suatu kemampuan manusia biasa yang mana suatu keadilan tersebut hanya ada di dalam sebuah hukum dan juga perundang-undangan yang dibuat oleh para ahli .
3.        Biografi Sokrates
Socrates diperkirakan lahir dari ayah yang berprofesi sebagai seorang pemahat patung dari batu (stone mason) bernama Sophroniskos. Ibunya bernama Phainarete berprofesi sebagai seorang bidan, dari sinilah Socrates menamakan metodenya berfilsafat dengan metode kebidanan nantinya. Socrates beristri seorang perempuan bernama Xantippe dan dikaruniai tiga orang anak.
Secara historis, filsafat Socrates mengandung pertanyaan karena Socrates sediri tidak pernah diketahui menuliskan buah pikirannya. Apa yang dikenal sebagai pemikiran Socrates pada dasarnya adalah berasal dari catatan Plato, Xenophone (430-357) SM, dan siswa-siswa lainnya. Yang paling terkenal diantaranya adalah penggambaran Socrates dalam dialog-dialog yang ditulis oleh Plato. Dalam karya-karyanya, Plato selalu menggunakan nama gurunya sebagai tokoh utama sehingga sangat sulit memisahkan gagasan Socrates yang sesungguhnya dengan gagasan Plato yang disampaikan melalui mulut Sorates. Nama Plato sendiri hanya muncul tiga kali dalam karya-karyanya sendiri yaitu dua kali dalam Apologi dan sekali dalam Phaedrus.
Socrates dikenal sebagai seorang yang tidak tampan, berpakaian sederhana, tanpa alas kaki dan berkelilingi mendatangi masyarakat Athena berdiskusi soal filsafat. Dia melakukan ini pada awalnya didasari satu motif religius untuk membenarkan suara gaib yang didengar seorang kawannya dari Oracle Delphi yang mengatakan bahwa tidak ada orang yang lebih bijak dari Socrates. Merasa diri tidak bijak dia berkeliling membuktikan kekeliruan suara tersebut, dia datangi satu demi satu orang-orang yang dianggap bijak oleh masyarakat pada saat itu dan dia ajak diskusi tentang berbagai masalah kebijaksanaan. Metode berfilsafatnya inilah yang dia sebut sebagai metode kebidanan. Dia memakai analogi seorang bidan yang membantu kelahiran seorang bayi dengan caranya berfilsafat yang membantu lahirnya pengetahuan melalui diskusi panjang dan mendalam. Dia selalu mengejar definisi absolut tentang satu masalah kepada orang-orang yang dianggapnya bijak tersebut meskipun kerap kali orang yang diberi pertanyaan gagal melahirkan definisi tersebut. Pada akhirnya Socrates membenarkan suara gaib tersebut berdasar satu pengertian bahwa dirinya adalah yang paling bijak karena dirinya tahu bahwa dia tidak bijaksana sedangkan mereka yang merasa bijak pada dasarnya adalah tidak bijak karena mereka tidak tahu kalau mereka tidak bijaksana.
Cara berfilsatnya inilah yang memunculkan rasa sakit hati terhadap Socrates karena setelah penyelidikan itu maka akan tampak bahwa mereka yang dianggap bijak oleh masyarakat ternyata tidak mengetahui apa yang sesungguhnya mereka ketahui. Rasa sakit hati inilah yang nantinya akan berujung pada kematian Socrates melalui peradilan dengan tuduhan merusak generasi muda. Sebuah tuduhan yang sebenarnya bisa dengan gampang dipatahkan melalui pembelaannya sebagaimana tertulis dalam Apologi karya Plato. Socrates pada akhirnya wafat pada usia tujuh puluh tahun dengan cara meminum racun sebagaimana keputusan yang diterimanya dari pengadilan dengan hasil voting 280 mendukung hukuman mati dan 220 menolaknya.
Aliran
Socrates merupakan pemikir yang memperkenalkan istilah theoria sebagai pengetahuan. Menurut dia, tugas negara adalah mendidik warga negara dalam keutamaan yakni memberikan kebahagiaan kepada setiap warga negara serta membuat jiwa mereka sebaik mungkin. Penguasa negara haruslah memiliki pengertian tentang “yang baik”. Socrates di masanya belum menawarkan sebuah sistem pemerintahan demokratis yang berlaku di Athena, di mana pemegang kuasa dipilih oleh majelis rakyat atau ditentukan dengan undian, karena yang dipilih bukanlah seorang yang mempunyai keahlian khusus. Bagi Socrates, keahlian yang sungguh-sungguh menjamin kesejahteraan negara adalah pengenalan tentang yang baik. Di masa hidupnya Socrates memang termasuk pejuang demokrasi. Dalam karya Plato yang berjudul Crito, Socrates dipandang kedengkian orang terhadapnya, Socrates tetap ingin menunjukkan bahwa dirinya senantiasa taat pada peraturan. Ia berpegang teguh pada prinsipnya serta tidak terpengaruh dengan godaan materi. Sikapnya ini tentu dilandasi oleh prinsip etikanya tentang “yang baik” itu yang juga berimplikasi pada filsafat politiknya.
Keadilan Menurut Sokrates
Menurut Socrates, keadilan tercipta bilamana warga negara sudah merasakan bahwa pihak pemerintah sudah melaksanakan tugasnya dengan baik. Mengapa diproycksikan pada pemerintah, scbab pemerintah adalah pimpinan pokok yang menentukan dinamika inasyarakat.
Pendapat saya
Dari ke tiga ilmuan tersebut saya menyimpulkan bahwa keadilan adalah seuatu yang di berikan keapada setiap orang sesuai kebutuhanya, memberikan keadilan yang sama untuk sesama manusia dan mendapat perhatian yang dan faslitas yang sama dari pemerintah jadi tidak ada yang di bedabedakan, jadi keadilan itu tidak membeda-bedakan antar manusia.
Contohnya adalah sebuah keluarga yang memiliki lebih dari satu anak maka harus adil dalam memberkan sesuatu sesuai kebutuhan seperti uang jajan antara anak pertama, kedua, dan ketiga harus sesuai dengan kebutuhan sehari-hari mereka. Memberikan keadilan bagi anak-anak mereka dalam peraturan seperti memberikan hukuman atau peringatan yang sesuai dengan tikatan atau kemampuan anak dalam membuat kesalahan bagi mereka, serta memberikan keadilan dalam fasilitas seperti memberikan fasilitas pribadi sesuai kebutuhan masing masing anak, dan tidak membeda-bedakan antara satu anak ke anak yang lain. 


Share:

0 komentar:

Posting Komentar

Cari Blog Ini

Diberdayakan oleh Blogger.

Cari Blog Ini

Wikipedia

Hasil penelusuran

Blogger templates

Architecture